Yangperih-perih menyayat hati itu dengan mudah bisa kita dapatkan, karena sebagian besar puisi-puisi Jokpin merupakan potret/rekaman nasib orang miskin yang berlumur penderitaan, seperti tukang becak umpamanya (dalam buku ini ada 3 puisi tentang tukang becak, profesi yang masih banyak ditemukan di Yogyakarta di mana penyair kita ini bertinggal).
PuisiBaju Baru bertemakan tentang perbedaan keadaan antara rakyat dan presiden. Puisi Durrahman bertemakan tentang kematian Gus Dur yaitu mantan presiden keempat Indonesia. Tukang becak digambarkan sebagai bapak atau masyarakat Indonesia. Presidennya tertawa puas dan bahagia, tetapi rakyatnya hanya pura-pura tertawa puas dan bahagia.
Kuranglebih satu tahun setengah ia menjadi tukang becak demi memenuhi kebutuhannya. "Kau tak bosan menjadi tukang becak, Teguh?" ujar Mamat yang membangunkan lamunan Teguh. "Ah,Mat..seperti kau tak bosan saja.. Memangnya kita bisa apa? Tamat SMA saja tidak". Jawab Teguh. "Setidaknya kau tidak seperti aku.
Parapenarik becak tersebut tampak sumringah karena mendapatkan paket berupa bendera merah putih dan sembako dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Usman (50), salah satunya.
5contoh puisi tentang keindahan alam. Orang tua dara menghadiri pameran tersebut dan merasa terharu atas pencapaian putri yang selama ini diacuhkannya. Kehidupannya berubah drastis, sejak ia menjadi pengedar dan pecandu narkoba anak tukang becak itu menjadi terkenal, sejak ia menjuarai lomba matematika di tingkat nasional suasana pesta itu
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Apakah Anda mencari gambar tentang Puisi Tentang Tukang Becak? Terdapat 46 Koleksi Gambar berkaitan dengan Puisi Tentang Tukang Becak, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi.
Bagi sebagian orang, puisi merupakan sebuah karya sastra yang biasanya digunakan untuk menyampaikan perasaan yang tidak bisa diungkapkan melalui lisan. Saat berbicara mengenai puisi, negeri ini memang telah melahirkan banyak sekali sastrawan yang berhasil menyumbangkan ide-idenya melalui berbagai platform, misalnya seperti membuat buku antologi puisi. Di luar nama-nama besar seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Pramoedya Ananta Toer, saat ini juga sudah banyak sekali bermunculan penulis-penulis muda yang karya puisinya juga tidak kalah menarik dan bahkan berhasil menggugah hati para pembaca. Bagi kamu yang suka dengan kumpulan kata-kata puitis yang menyejukkan hati, berikut adalah beberapa buku antologi puisi yang menarik untuk kamu baca. Rekomendasi Buku Antologi Puisi 1. Kita Adalah Sekumpulan Patah Hati yang Memilih Matahari – Astri Apriyani Setiap manusia sebenarnya dilahirkan sebagai seorang murid yang selalu siap untuk mendapatkan pelajaran baru setiap harinya. Atas alasan inilah Astri Apriyani memutuskan untuk membuat sebuah buku antologi puisi yang ternyata didasarkan pada berbagai pengalamannya saat pergi menjelajahi dunia. Astri juga meyakini bahwa setiap perjalanan yang ia lalui juga merupakan bagian dari proses pembelajaran, sehingga ia ingin mengabadikan setiap kenangannya ke dalam beberapa tulisannya. Tidak hanya itu, Astri juga melengkapi isi buku ini dengan berbagai macam foto yang ia ambil sendiri, karena baginya, setiap tempat yang ia kunjungi punya artinya tersendiri. 2. Suaramu Jalan Pulang yang Kukenali – Adimas Immanuel Dari judulnya, mungkin kamu akan menebak bahwa isi dalam buku ini tidak jauh-jauh dari berbagai judul puisi yang melankolis dan klise. Tapi sayangnya tidak, penulis buku ini berhasil menulis berbagai macam puisi yang menggelitik, tapi tetap tidak keluar dari tema romantisme yang tetap apik untuk dinikmati. Selain romantisme, buku puisi yang satu ini juga membahas mengenai kehidupan dan keluarga, yang akan membuatmu menyadari bahwa rumah adalah sebaik-baiknya tempat untuk kembali pulang. 3. Keterampilan Membaca Laut – Ama Achmad Untuk membuat puisi yang indah, kamu sebenarnya tidak harus selalu menggunakan majas atau peribahasa yang keren, cukup dengan permainan kata saja kamu sudah bisa menghasilkan karya yang indah dan membekas di hati pembaca, sama seperti buku ini. Saat membacanya, ada perasaan nelangsa yang melingkupi hati, ditambah dengan gaya penulisan yang ciamik sehingga mampu membuat pembaca merasakan setiap kata-kata yang digambarkan oleh penulis. Walaupun laut digambarkan sebagai headline utama, buku ini sebenarnya tidak sepenuhnya membicarakan soal laut, tapi juga membahas tentang kesepian, kesunyian, kekecewaan, rindu, dan cinta yang dibalut dengan harapan untuk bisa hidup bersama orang tercinta. 4. Sepotong Hati di Angkringan – Joko Pinurbo Buku-buku kumpulan puisi Jokpin memang selalu ditujukan untuk lintas usia, jadi semua kalangan bisa menikmati karya-karyanya yang sederhana tapi tetap indah dan memikat hati. Buku ini merupakan karya terbaru dari Jokpin yang ia tulis selama masa pandemi, dengan total 45 puisi yang dibagi ke dalam dua bagian besar, “Sepotong Hati di Angkringan” dan “Ibadah Mandi”. Joko Pinurbo memang selalu lihai dalam menyajikan tulisan-tulisannya, seperti tidak pernah kehabisan ide, ia selalu berhasil menghubungkan setiap kisah yang berbeda ke dalam satu tema yang sama. Dalam buku ini, ia menulis puisi tentang tukang becak yang terlelap dalam mimpi, tentang nasi kucing mbah Singo, tentang oseng mercon Mbah Wagino, tentang pandemi, dan masih banyak lagi, yang semuanya masih tetap dihubungkan dengan angkringan, seperti judul bukunya. 5. Museum Kehilangan – Wawan Kurniawan Tidak semua buku puisi akan membahas soal perjalanan atau kehidupan si penulis, lewat buku ini, kita akan dibawa kembali ke masa lalu kelam yang pernah terjadi di negeri ini. Penulis sengaja mengambil topik Munir, seorang aktivis kemanusiaan yang dibunuh tanpa pernah tahu siapa dalang dibalik kasus ini, jadi buku ini akan kembali mengingatkan kita dengan ketidakadilan dan ketidakjelasan kasus Munir setelah lebih dari 17 tahun lamanya. Wawan Kurniawan sangat lihai dalam memperlihatkan keresahan, duka, dan kemarahan lewat puisi-puisinya. Ia juga sangat berani untuk menampilkan setiap isu politik yang berkaitan langsung dengan pembunuhan Munir, bahkan nama istri dan anak-anak Munir juga ikut disertakan dalam dua judul puisinya. Lewat buku ini, penulis ingin menyadarkan pembaca bahwa tidak semua kritikan harus disampaikan dengan orasi, tapi bisa juga dengan kata-kata yang satir, menarik, namun tetap artistik. Selain kelima buku-buku ini, sebenarnya masih banyak sekali buku antologi puisi karya penulis Indonesia yang pastinya menarik untuk kamu baca. Kelima rekomendasi buku-buku ini bisa kamu beli di atau kamu juga bisa membaca versi e-booknya melalui Gramedia Digital. Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. Dapatkan Diskonnya!
puisi tentang tukang becak