1. Merdeka atau Mati Karya: Yamin Darah menggenang di tanah tak bertuan Ratusan nyawa melayang Bergelimpangan di medan perang Mengangkat panji kemenangan Seorang pejuang berteriak lantang Gagah berani memegang senjata lawan penjajah Dua kata menjadi pilihan merdeka atau mati Tubuh kekar dihujani peluru Penuh lubang di sekujur tubuh Terdapat deretan pilihan puisi kemerdekaan Indonesia, dari buku berjudul Surat dari Samudra: Antologi Puisi Anak oleh penulis-penulis terbaik di Jawa Tengah. Puisi kemerdekaan Indonesia ini dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi . Merdeka itu. Perjuangan. Wani tok wis. Tidak perlu sambat. Maju terus, pantang mundur. Para pahlawan bangsa telah gugur. Jadi Kusuma bangsa. Untuk kemerdekaan. Saat penjajah ingin kembali, lawan dengan bambu runcing. Bersatu usir penjajah. Bukan mati sia sia. Tapi untuk kejayaan bangsa. Indonesia. Era ketika kepakaran tidak lagi menjadi hal vital untuk melegitimasi keabsahan informasi dan penjelasan terkait suatu fenomena atau bidang kehidupan. Era di mana siapa saja, bahkan orang awam sekali pun, dapat merasa memiliki argumen, pendapat, informasi, dan analisis yang lebih andal dari seorang ahli atau pakar, dan tidak segan-segan Jakarta -. Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Usman Hamid mengkritik Presiden RI Joko Widodo ( Jokowi ). Putra dari Widji Thukul membacakan puisi ayahnya, sosok yang masih hilang sampai sekarang. Hal Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu.

puisi merdeka atau mati karya siapa