SayyidAlwi atau Ammul Faqih (paman dari al-Faqih) yang wafat di Tarim pada 613 H ini memiliki seorang putra bernama Sayyid Abdul Malik. Itu artinya, al-Faqih al-Muqaddam adalah sepupu dari Sayyid Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, kakek kelima Sunan Ampel Surabaya; kakek keenam Sunan Bonang dan Sunan Drajat atau Sayyid Qasim SiapaSayyid Alawi Al-Maliki? Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani adalah salah seorang ulama besar Makkah pada abad lalu. Dia telah mengajar berbagai ilmu Islam di Masjidil Haram selama hampir 40 tahun. Ratusan murid dari seluruh dunia berguru kepadanya di Masjidil Haram. Beliau dilahirkan di Makkah pada tahun 1328 Hijriyah. Beliauadalah Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 1365 H. putra dari ulama besar yang mengajar di Masjidil Haram, Sayyid Alawi Abbas al-Maliki. Tidak di sangsikan lagi, beliau masih keturunan Rasulallah dan nasab beliau masih terkait dengan Sayyidina Hasan, cucu Rasulallah. SayyidMuhammad Alawi Al Maliki Selamat Datang Di Pesantren Al-Maliki koncer Di sini pembaca akan menemukan berbagai informasi mengenai Pondok Pesantren Al-Maliki Koncer, Bondowoso. Seluruh Santri. 600. Santri Putra. 900. Santri Putri. Berita Terbaru. Portal Berita Terbaru Pesantren Al-Maliki Koncer. admin April 20, 2022. Taushiyah AsSayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki adalah salah seorang ulama Islam dari Arab Saudi, beliau dilahirkan pada tahun 1365H atau 1946 M di kota Mekkah. Beliau berasal dari keluarga Al-Maliki Al-Hasani yang terkenal. Ayahnya adalah As-Sayyid Alawi, seorang ulama terkemuka di Mekkah dan merupakan salah satu penasihat Raja Faisal, raja Arab Saudi. Vay Tiแปn Nhanh Ggads. Daftar Karangan Kitab Karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki - As-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz Al-Maliki Al-Hasani atau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Sayyid Maliki atau Abuya Maliki adalah seorang ulama besar berakidah ahlussunnah waljamaah asal Arab Saudi. Beliau lahir pada tahun 1365H dan wafat pada 15 Ramadhan 1425 dalam keadaan berpuasa. dari segi nasab beliau sangat mulia karena bersambung langsung kepada Rasulullah SAW. Beliau Sayyid Maliki adalah ulama besar zaman ini dengan kecerdasan tinggi dan memiliki keluasan ilmu di berbagai bidang agama. dia telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk menuntut ilmu dari berbagai ulama dan universitas salah satunya adalah universitas Al-Azhar Mesir. gelar profesornya menjadi bukti bagaimana Sayyid Maliki memang sangat ahli dalam bidang agama. Disiplin ilmu yang tinggi dibuktikan dengan hasil karya tulis beliau dalam bentuk buku dan kitab yang membahas hampir semua aspek dan bidang dalam agama. jumlah kitab karangan Sayyid Maliki sangat banyak jumlahnya dan telah tersebar di seluruh penjuru dunia serta telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk indonesia. Baca Juga Surat Al Mulk Diantara kitab-kitab yang telah beliau karang merupakan kitab-kitab yang di dalamnya berkaitan dengan bidang hadits, musthalah hadits, tarikh/sirah, ushul fiqih, fiqih, ulumul qur'an, tafsir, aqidah, dan masih banyak lagi kitab-kitab lainnya yang belum sempat dipublikasikan. total karya dan karangan kitab Sayyid Maliki mencapai ratusan jumlahnya. Hal ini bukan sesuatu yang mengherangkan untuk seorang ulama yang menguasai banyak disiplin keilmuan seperti beliau. Nah, dibawah ini kami infokan daftar kumpulan karangan kitab karya Sayyid Muhammad Al Maliki lengkap. so berikut ini judul dan nama nama kitab/buku karya beliau . . . Daftar Karangan Kitab Karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Karangan Sayyid Maliki Dalam Bidang Aqidah - Mafahim Yajib an Tusahhah - Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nusus - Al-Tahzir min al-Takfir - Huwa Allah - Qul Hazihi Sabeeli - Sharh Aqidat al-Awam Karya Sayyid Maliki Dalam Bidang Tafsir - Zubdat al-Itqan fi Ulum al-Qurโ€™an - Wa Huwa bi al-Ufuq al-Aโ€™la - Al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Quran - Hawl Khasaโ€™is al-Quran Karangan Sayyid Muhammad Dalam Bidang Hadits - Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif - Al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ilm Mustalah al-Hadith - Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi - Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik Karya Sayyid Muhammad Almaliki Dalam Bidang Sirah - MuhammadSall Allahu Alayhi Wa Sallam al-Insan al-Kamil - Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah - Urf al-T arif bi al-Mawlid al-Sharif - Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa Mโ€™iraj Khayr al-Bariyyah - Al-Zakhaโ€™ir al-Muhammadiyyah - Zikriyat wa Munasabat - Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra Karya Sayyid Maliki Dalam Bidang Ushul - Al-Qawaid al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh - Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh - Mafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al-Shariah al-Islamiyyah Karangan Sayyid Muhammad Maliki Dalam Bidang Fiqh - Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa Alamiyyatuha - Labbayk Allahumma Labbayk - Al-Ziyarah al-Nabawiyyah bayn al-Shariyyah wa al-Bidiyyah - Shifaโ€™ al-Fuโ€™ad bi Ziyarat Khayr al-Ibad - Hawl al-Ihtifal bi Zikra al-Mawlid al-Nabawi al-Sharif - Al-Madh al-Nabawi bayn al-Ghuluww wa al-Ijhaf Karangan Sayyid Muhammad bin Alwi Maliki Dalam Bidang Tasawwuf - Shawariq al-Anwar min Adiyat al-Sadah al-Akhyar - Abwab al-Faraj - Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar - Al-Husun al-Maniah - Mukhtasar Shawariq al-Anwar Karya Lainnya - Fi Rihab al-Bayt al-Haram Sejarah Makkah - Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-'Asabiyyah Kajian Berkaitan Orientalis - Nazrat al-Islam ila al-Riyadah Sukan dalam Islam - Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da'wah ila Allah Teknik Dawah - Ma La 'Aynun Ra'at Butiran Syurga - Nizam al-Usrah fi al-Islam Peraturan Keluarga Islam - Al-Muslimun Bayn al-Waqi' wa al-Tajribah Muslimun, Antara Realiti dan Pengalaman - Kashf al-Ghumma Ganjaran Membantu Muslimin - Al-Dawah al-Islahiyyah Dakwah Pembaharuan - Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad Koleksi Ucapan - Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah Kemulian Ummah Islamiyyah - Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah Metodologi Pendidikan Nabawi - Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas Kumpulan Ijazah Datuk dia, As-Sayyid Abbas - Al-'Uqud al-Lu'luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah Kumpulan Ijazah Bapa dia, As-Sayyid Alawi - Al-Tali' al-Sa'id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid Kumpulan Ijazah - Al-'Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid Kumpulan Ijazah Sekian dari kami mengenai kumpulan kitab karya Sayyid Muhammad Al-Maliki. daftar nama kitab diatas hanyalah sebagian saja dari banyak karangan Sayyid Maliki yang lainnya. semoga ALLAH SWT merahmati beliau atas segala jasa jasa besarnya kepada umat islam. Amiin. Hari ini, masuk 15 Ramadan 1442. Tepat 17 tahun silam, menjelang waktu sahur 15 Ramadan 1425 bersamaan dengan 10 Mei 2004, salah satu ulama besar kebanggaan Ahlussunnah wal Jamaโ€™ah, Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, wafat. Tidak perlu dijelaskan lebih lanjut tentang reputasi keilmuan dan akhlaknya. Para santri kinasih senantiasa menceritakan kenangan indahnya bersama sang guru, baik melalui lisan maupun tulisan. Dua serial buku yang ditulis oleh salah satu santri Abuya Sayyid Muhammad, yaitu Habib Musthofa bin Husain al-Jufri, berjudul Kumpulan Kisah-kisah Indah dan Lucu Petikan dari Taโ€™lim Mahaguru Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani menjadi kenangan yang asyik atas pribadi Abuya. Yang pasti, kisah indah dan lucu terkait pribadi Abuya mengandung hikmah, juga humor yang cerdas. Misalnya, Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki bercerita pada saat masih menuntut ilmu di Masjidil Haram, terdapat sebuah tulisan yang terpampang di gang-gang menuju Masjidil Haram. Tulisan tersebut berbunyi ู…ู† ุงุฑุงุฏ ุงู„ู…ุฐู‡ุจ ุงู„ู†ููŠุณ.....ูุนู„ูŠู‡ ุจู…ุฐู‡ุจ ุงุจู† ุงุฏุฑูŠุณ Artinya Barangsiapa yang menginginkan madzhab fiqih yang baik, hendaklah dia memilih madzhab Ibn Idris Imam Syafi'i. Benar, ini promosi yang ditulis oleh seorang santri bermadzhab Syafi'i. Tujuannya tentu agar para santri memilih madzhab Syafii ketimbang madzhab lain, maupun berguru di halaqah ulama Syafi'iyah. Melihat fenomena ini Abuya berkata seraya bercanda Pasti penulisnya orang Indonesia. Rupaya para santri yang bermadzhab Maliki tidak sreg dengan tulisan di sebuah papan tersebut. Dengan cerdik mereka membuat sebuah plang tandinganโ€™ yang ditaruh di papan yang pro-Madzhab Syafiiyah. Plang ini bertuliskan <ูƒูŠู ู„ุง ูŠูƒูˆู† ุฐุงู„ูƒ....ูˆุดูŠุฎู‡ ุงู„ุงู…ุงู… ุงู„ู…ุงู„ูƒุŸ Artinya Bagaimana Ibn Idris Imam Syafi'i tidak akan menjadi seperti itu, sementara gurunya adalah Imam Malik? Cerdas dan menggelitik, bukan? Di Makkah, memang ada beberapa keluarga ulama yang memiliki ikatan emosional dengan jaringan santri asal Asia Tenggara. Yang paling kondang, tentu saja trah al-Maliki, asal keluarga Abuya. Sejak buyut hingga cicit, keluarga ini menjadi jujugan para pelajar Indonesia. Sayyid Abbas, buyut; Sayyid Alawi, kakek; Sayyid Muhammad, anak; dan Sayyid Ahmad, cicit. Keluarga ulama yang menjaga kemurnian aqidah dan amaliah Aswaja di tanah Makkah. Ketika masih tinggal di Misfalah, maupun pindah ke Rushaifah, magnet keilmuan keluarga ini tetap mencorong. Selain mengasuh banyak santri asal Indonesia, keluarga al-Maliki juga menerima kunjungan jamaah haji maupun umrah. Bagi saya, keluarga Al-Maliki telah menjadi salah satu pilar terpenting Ahlussunah wal Jamaโ€™ah di abad XX hingga saat ini dengan beberapa alasan. Pertama, keluarga ini bukan hanya memiliki sanad, melainkan juga nasab, yang bersambung kepada Rasulullah. Kedua, produktivitas karya yang dihasilkan Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki sehingga ikut memperkokoh keilmuan Aswaja, bukan hanya di Makkah, melainkan juga di berbagai belahan negara di dunia. Tak kurang 40 karya tulis yang dihasilkan. Kajiannya juga lintas keilmuan, baik akidah, fiqih, tasawuf, dan sebagainya. Ketiga, jaringan para alumni. Hai'ah Asshafwah al-Malikiyyah, yang merupakan wadah para santri Abuya Sayyid Muhammad dan Sayyid Ahmad al-Maliki, menjadi simpul terpenting dalam penyebaran faham Ahlussunah wal Jamaโ€™ah di dunia Islam, khususnya Indonesia. Buku-buku karya Abuya Sayyid Muhammad dikaji oleh para muridnya, dan disebarkan lagi oleh mereka. Pola semacam ini membentuk jejaring khas yang semakin menguat jika meluas. Coba dicek, di kota dan kabupaten di Jawa dan Madura, hampir bisa dipastikan ada salah satu santri Abuya Sayyid Muhammad yang mendirikan pondok di situ. Keempat, walaupun bermadzhab Maliki, namun Abuya Sayyid Muhammad dan keluarganya tidak pernah memaksakan kehendak bermadzhab ini kepada para santrinya. Mayoritas para alumni tetap bermadzhab Syafiโ€™i ketika pulang ke Indonesia. Artinya, sejak awal keluarga Al-Maliki menanamkan pendewasaan di dalam bermadzhab dan menjadikannya sebagai sebuah keniscayaan bagi para santri. Toleransi dan sikap dewasa di dalam beragama ini menjadi salah satu ciri khas dari keluarga Al-Maliki ini. Kelima, relasi unik antara bapak dengan anak. Misalnya, KH Ali Imron, Lamongan, dulu berguru kepada Abuya Sayyid Muhammad. Kemudian, putra Kiai Ali, yaitu Gus Alawy Ali Imron, juga berguru kepada Abuya Sayyid Muhammad meski beberapa bulan saja karena ulama ahli hadits ini wafat, dan kemudian beristifadah kepada Abuya Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi. Contoh lain, antara mertua dan menantu. KH A Sadid Jauhari, Pengasuh Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember, mendapatkan menantu bernama KH Sholahuddin Munshif. Keduanya merupakan murid Abuya Sayyid Muhammad. Contoh berikutnya yang lebih spesial, KH Maimoen Zubair berguru kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki. Putra Mbah Moen, yaitu KH Najih Maimoen dan KH Abdur Rouf Maimoen, berguru kepada Sayyid Muhammad, putra Sayyid Alawi. Sedangkan putra bungsu Mbah Moen, yaitu Gus Idror, berguru kepada Sayyid Ahmad, putra Sayyid Muhammad. Komplit, betul! Mbah Moen masih menjumpai tiga generasi terbaik ulama Makkah, dan beristifadah dengan silsilah emas ini. *** Selain keluarga Al-Maliki, ada juga keluarga Al-Yamani yang diwakili oleh Syekh Ismail Zein al-Yamani, dan sekarang kiprahnya dilanjutkan oleh Syekh Muhammad, putranya. Di antara murid Syekh Ismail Zein al-Yamani yang produktif menulis kitab adalah KH Thoifur Ali Wafa, Ambunten, Sumenep. Jaringan murid Syekh Ismail juga menyebar di Indonesia. Syekh Muhammad, putranya, juga sering berkunjung ke berbagai pesantren di Tanah Air. Selain dua keluarga di atas, ada lagi keluarga ulama yang menjadi rujukan dan jujugan pelajar tanah air, khususnya sejak awal abad XX. Di antaranya keluarga Sayyid Muhammad Syatha' Addimyathi. Syaikh Abdus-Syakur, salah seorang ulama asal Surabaya yang menurut Snouck Hurgronje punya reputasi keilmuan setara dengan Syekh Nawawi al-Bantani, menjadi menantunya. KH M Hasyim Asy'ari mengaji kitab al-Hikam Al-Athaiyah kepada Syekh Abdus-Syakur ini. Adapun putra Sayyid Muhammad Syatha', yaitu Sayyid Bakri Syatha, pengarang Hasyiah I'anah al-Thalibin 'ala Fath al-Mu'in yang sangat populer di kalangan pesantren di Nusantara, punya juru tulis keturunan Banjar. Syekh Ali bin Abdullah bin Mahmud bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, inilah yang menurut sebagian pendapat menjadi sekretaris Sayyid Bakri Syatha' manakala menulis masterpiecenya. Demikian kuatnya ikatan emosional keluarga ini dengan jaringan pelajar Nusantara, ketika Syekh Mahfud at-Tarmasi wafat pada 1919, dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga Syatha' Addimyathi ini. Keponakan Sayyid Bakri Syatha', yaitu Sayyid Hamzah Syatha', bahkan hijrah dan berdakwah di Sedan, Rembang, Jawa Tengah. Selain Al-Maliki, Al-Yamani, dan Syatha' Addimyathi, ada juga keluarga Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Mufti Syafi'iyah di Makkah di era 1860-an yang punya sejarah khusus dengan jaringan ulama Nusantara. Kapan-kapan saya ulas, insyaallah. Wallahu a'lam bisshawab. Rijal Mumazziq Z adalah Rektor Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah Inaifas Kencong, Jember dan mahasiswa program doktor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Foto Sayyid Muhammad Al Maliki - As-Sayyid Muhammad bib Alawi Al Maliki Al Hasani adalah ulama besar asal saudi arabia. beliau merupakan salah satu ulama ahlussunnah wal jamaah terbesar pada zamannya. sayyid muhammad al-maliki bersama dengan ayahnya sayyid alawy adalah guru dari ulama ulama ahlussunnah di indonesia. oleh murid-muridnya beliau biasa dipanggil dengan sebutan abuya. Ulama ulama besar di tanah air seperti pendiri NU kyai hasyim asyari dan mbah maimoen zubair adalah murid dari sayyid alawy yang merupakan ayah dari sayyid muhammad al-maliki. setelah ayahnya meninggal, sayyid muhammad lah yang menjadi penerusnya, murid muridnya berasal dari seluruh penjuru dunia termasuk dari indonesia. Sayyid muhammad maliki menjadi rujukan ilmu bagi santri santri tanah air selepas wafatnya sang ayah sayyid alwi. beliau juga sangat produktif dan telah menulis banyak sekali kitab kitab ilmu, ini sekaligus menunjukkan ketinggian ilmu yang beliau miliki. Banyak sekali sebenarnya yang penulis ingin jabarkan, namun kita kembali pada fokus utama yaitu mengenai kumpulan foto abuya sayyid muhammad bin alwi al-maliki. so langsung saja berikut ini koleksi galeri foto Assayyid muhammad maliki lengkap update terbaru yang kami kumpulkan dari berbagai sumber . . . Foto Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Sekian artikel tentang koleksi 40+ gambar dan foto as-sayyid muhammad bin alwi al maliki, seorang pejuang ahlussunnah wal jamaah abad ini. bagi yang ingin mendownload dan meyimpannya untuk dijadikan wallpaper tinggal anda klik kanan pada foto, lalu pilih save as. semoga bermanfaat dan bisa menjadikan kita semakin cinta kepada para ulama. Berita dukacita datang dari kota suci Mekkah. Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Alhasani, wafat pada 15 Ramadhan 1425, bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2004. Meninggalnya ulama kelahiran Mekkah tahun 1943 1362H cukup mengejutkan warga kota Mekkah, khususnya para mukimin Indonesia yang tinggal di Kota Suci itu. Karena, ulama yang menjadi panutan para kyai di banyak negara ini, sebelum menghembuskan nafas terakhir masih menunaikan shalat subuh di kediamannya. Ketika jenazah Sayid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan sejumlah warga Afrika banyak yang menangis dan histeris. Sementara toko-toko di sekitar Masjidul Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda almarhum di makamkan di pemakaman Ma'la di Mekkah, berdekatan dengan makam Sayidatina Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW. Harian Arab Saudi Okaz sengaja mengetengahkan tiga halaman suratkabarnya untuk memuat kegiatan, aktivitas, dan biografi Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Ayahnya Sayid Alwi Al Maliki adalah guru dari pendiri NU, KH Hasyim Ashari. Dia juga pernah menjadi guru besar di Masjidil Haram pada 1930-an dan 40-an. Banyak ulama sepuh dari Nahdlatul Ulama NU yang menimba ilmu dari Sayid Alwi Al-Maliki. Sepeninggal Sayid Alwi, kiprahnya dilanjutkan oleh Sayid Muhammad Alwi juga pernah mengajar di Masjidil Haram, Makkah. Almarhum ayahnya ini dulu tinggal di Aziziah, yang tidak jauh dari Masjidil Haram. Di masjid yang dijadikan sebagai kiblat umat Islam ini, Sayid Alwi mengajar murid-muridnya yang datang dari berbagai negara, termasuk para jamaah dari Indonesia. Warga Betawi sendiri pada masa-masa itu, banyak mengirimkan anak-anak mereka belajar ke tanah Hejaz sebutan Kerajaan Arab Saudi kala itu.Ketika dua tahun lalu saya berkunjung di kediamannya di Rushaifah sekitar empat kilometer dari Masjidil Haram, terlihat ratusan muridnya yang berdiam di pesantren dan sekaligus kediamannya. Banyak diantara mereka yang berasal dari Indonesia. Di samping dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan sejumlah negara di Umum DPP PAN Amien Rais pernah berkunjung ke Sayid Muhammad Al-Maliki. Demikian pula Hamzah Haz saat masih menjabat sebagai wakil presiden. Banyak ulama Indonesia, saat melaksanakan ibadah haji dan umrah, selalu sowan ke rumah Al yang telah beberapa kali ke Indonesia dan murid-muridnya mempunyai banyak pesantren di pulau Jawa, Sulawesi dan Sumatera, punya perhatian khusus pada Indonesia. Seperti saat Hamzah Haz tahun lalu mengunjunginya, dihadapan para ulama Mekkah dan berbagai negara Islam, ia berdoa agar bangsa Indonesia dipersatuan Allah, dan tidak bercerai depan kediamannya, terdapat sebuah masjid cukup besar. Sementara di bagian dalam, terdapat sebuah lapangan yang biasa digunakan untuk menerima tamu dalam jumlah besar. Boleh dikata Al-Maliki tidak pernah sepi menerima banyak tamu tiap hari. Al-Maliki yang murah senyum dan berwajah tampan, ketika itu, tengah mengadakan pertemuan dengan sejumlah ulama, di antaranya dari Afrika dan Eropa. Pertemuan silaturahmi semacam ini hampir tiap malam pertemuan itu dibacakan maulid Nabi Muhammad SAW, yang boleh dikatakan jarang terjadi di Arab Saudi. Menurut keterangan, di antara murid-muridnya itu banyak para mukimin asal Indonesia yang telah menjadi warga Arab Saudi. Biasanya, setelah shalat Isya para tamu kemudian makan bersama berupa nasi kebuli. Satu nampan besar umumnya dihidangkan untuk 5 hingga 6 orang. Almarhum yang pada tahun 1970-an dan 1980-an kerap berkunjung ke Indonesia. Ia singgah di berbagai pesantren dan perguruan Islam di Indonesia. Ia juga pernah beberapa kali berkunjung ke Majelis Taklim Kwitang, Attahiriyah, dan henti belajar Sayid Muhammad Al Maliki memulai pendidikan di Masjidil Haram, tempat ayahnya pernah mengajar. Kemudian dilanjutkan di sekolah Tahfidil Quran. Masih dalam usia muda, Sayid yang tidak pernah bosan menempa ilmu itu kemudian berkeliling ke India dan Pakistan. Di sini ia belajar di kota Bombay, Hederabad, dan Karachi dari ulama di kota-kota kemudian melanjutkan pelajarannya di Universitas Al-Azhar Bidang Usuluddin dan mendapat gelar doktor. Dari Al-Azhar ia melanjutkan pendidikan ke Maroko dan beberapa negara Afrika Utara. Setelah ayahnya wafat, pada 1971 ia menjadi guru besar di Masjidil Haram. Sebelumnya menjadi dosen syariah di Universitas Makkah Mukarommah. Ia juga pernah dipilih sebagai ketua penelitian internasional dalam perlombaan MTQ pada pertengahan tahun Muhammad Al Maliki mendirikan tidak kurang 30 buah pesantren dan sekolah di Asia Tenggara. Karangannya mencapai puluhan kitab mengenai usuluddin, syariah, fikih dan sejarah Nabi Muhammad. Ia mendapat gelar profesor dari Universitas Al-Azhar pada tanggal 6 Mei 2000. Ratusan murid yang menampa pendidikan di pesantrennya, biaya makan dan pemondokan ditanggungnya, laias Habib Abdurahman A Basurrah, wakil sekjen Rabithah Alawiyah yang lama mukim di Arab Saudi, di Indonesia diantara murid-murid Al-Maliki banyak yang menjadi ulama terkenal dan pendiri dari berbagai pesantren. Murid-muridnya itu antara lain Habib Abdulkadir Alhadad, pengurus Al-Hawi di Condet, Jakarta Timur; Habib Hud Baqir Alatas pimpinan majelis taklim As-Shalafiah; Habib Saleh bin Muhammad Alhabsji; Habib Naqib Bin Syechbubakar yang memimpin majelis taklim di Bekasi; Novel Abdullah Alkaff yang membuka pesantren di Parangkuda, antara ulama Betawi lainnya yang pernah menimba ilmu di Makkah adalah KH Abdurahman Nawi, yang kini memiliki tiga buah madrasah/pesantren masing-masing di Tebet, Jakarta Timur, dan dua di Depok. Masih belasan pesantren dan madrasah di Indonesia yang pendirinya adalah alumni dari Al-Maliki. Seperti KH Ihya Ulumuddin yang memiliki pesantren di Batu, Malang. Demikian pula Pesantren Riyadul Solihin di Ketapang Probolinggo, dan Pondok Pesantren Genggong, juga di Probolinggo. alwi shahab BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini NWDI Online. Com - Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani lahir di kota Makkah tahun 1365 H / 1945 M. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah Makkah, dimana ayah beliau As-Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di Halaqoh Masjidil Haram Makkah yang tempatnya sangat masyhur dekat As-Sayyid Alawi Al-Maliki wafat, putera beliau Abuya As-Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani tampil sebagai penerus. Disamping mengajar di Masjidil Haram, beliau juga diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah mata kuliah Ilmu Hadits dan lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua universitas tersebut, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka Majlis Taโ€™lim di kediaman beliau kawasan Utaibiyyah Makkah. Tak berapa lama, tempat kediaman beliau pindah ke kawasan Rushoifah As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani lebih suka dipanggil oleh semua santrinya dengan sebutan 'Abuya' daripada dengan sebutan yang lain. Penggilan Abuya ini bertujuan agar hubungan antara guru dan murid tidak sekedar hubungan dhohir tapi juga hubungan batin, seperti hubungan orang tua dengan anaknya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab ุงู„ู…ู†ู‡ุฌ ุงู„ุณูˆูŠ Karangan Alhabib Zen bin Ibrohim bin SmithุขุจูŽุงุคููƒูŽ ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉูŒ ุฃูŽุจููˆู’ูƒูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ูˆูŽู„ูŽุฏูŽูƒูŽ, ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุฒูŽูˆู‘ูŽุฌูŽูƒูŽ ุงุจู’ู†ูŽุชูŽู‡ู, ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุนูŽู„ู‘ูŽู…ูŽูƒูŽ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฃูŽูู’ุถูŽู„ูู‡ูู…ู’"Bapakmu ada tiga. Pertama Bapak yang dengannya kamu lahir ke dunia. Kedua Bapak yang telah menikahkan anaknya dengan kamu. Ketiga Bapak yang telah mendidik dan memberimu ilmu, dan dia yang paling utama diantara yang lain."Nasab AbuyaNasab Abuya bersambung hingga kepada Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dari jalur Sayyidina Hasan bin Ali Karamallahu wajhah. Oleh karena itu, dalam penyebutan nama beliau disematkan nisbat al-Hasani. Mereka adalah anak cucu Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, wajib untuk kita muliakan, sebagaimana disebutkan dalam kitab Maulid Ad-Daiba'iy,ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุจูŽูŠู’ุชู ุงู„ู’ู…ูุตู’ุทูŽููŽู‰ ุงู„ุทู‘ูู‡ูุฑูู‡ูู…ู’ ุฃูŽู…ูŽุงู†ู ุงู’ู„ุฃูŽุฑู’ุถู ููŽุงู„ุฐู‘ูŽูƒูุฑู"Mereka para Ahlul Bait Nabi adalah manusia suci. Dan ingatlah bahwa mereka adalah para penjaga bumi."Madzhab AbuyaAbuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani bermadzhab Imam Malik. Meski demikian, Abuya tidak menyuruh para santrinya untuk mengikutinya Mazhab Imam Malik, kecuali hanya beberapa orang saja, bahkan Abuya sengaja memanggil beberapa Ulama' yang bermadzab Imam Syafi'i untuk mengajari Fikih Madzhab Imam Syafi' AbuyaAbuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani sangat tidak suka dengan orang yang fanatik terhadap salah satu aliran atau kelompok. Sebagaimana Abuya juga tidak suka dengan kekerasan dan orang yang keras. Sebagaimana dawuh beliau,ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู‡ู ุงู„ุชู‘ูŽุนูŽุตู‘ูุจูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุชูŽุนูŽุตูู‘ุจููŠู’ู†ูŽ, ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุดูŽุฏู‘ูุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุชูŽุดูŽุฏูู‘ุฏููŠู’ู†Metode Tarbiyah AbuyaMetode Tarbiyah Abuya As-Sayyid Muhammad bin Assayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani di dalam mendidik santri-santrinya tercermin dalam beberapa Kalam Hikmah beliau, antara lainAbuya Lebih Mengutamakan Akhlak daripada ุฃูุนูŽู„ู‘ูู…ู ุงู„ุฃูŽุฎู’ู„ุงูŽู‚ูŽ ูˆูŽ ุงู„ู’ู…ูุฑููˆู’ุคูŽุฉูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ูˆูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู"Aku mendahulukan mengajarkan akhlak dan Muru'ah, sebelum mengajarkan ilmu dan kitab."Abuya Lebih Mengutamakan Khidmah daripada ุงู„ู’ุฎูุฏููˆู’ู…ู ุงูŽุญู’ุณูŽู†ู ุนูู†ู’ุฏููŠ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุทู‘ูŽุงู„ูุจู ุงู„ู’ู…ูุฌู’ุชูŽู‡ูุฏู"Santri pengkhidmah lebih baik bagiku daripada santri yang giat belajar."Karya AbuyaAbuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani termasuk Ulama' produktif yang banyak menghasilkan karya berupa kitab-kitab pedoman Ahlussunnah Waljamaah. Karya-karya Abuya lebih dari 100 kitab, baik yang sudah dicetak ataupun yang masih berupa 'Makhtuthat' manuskrip. Diantara karya Abuya yang sangat masyhur adalah kitab yang berjudul,ู…ูŽููŽุงู‡ููŠู’ู…ู ูŠูŽุฌูุจู ุฃูŽู†ู’ ุชูุตูŽุญู‘ูŽุญู’"Faham-Faham Yang Harus Diluruskan"Amanah AbuyaPada bulan Syawal 1423 H. atau bertepatan dengan Desember 2002 M., Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani berkunjung ke Malaysia. Dalam kunjungan tersebut, Abuya memberikan amanah kepada murid paling senior, yaitu KH. Muhammad Ihyaโ€™ Ulumiddin agar membuat wadah bagi para ini merupakan usulan pendapat dari Abuya As-Sayyid Ahmad putera beliau. Alhamdulillah, pada hari Rabu tanggal 2 Muharrom 1424 H atau bertepatan dengan 5 Maret 2003 M sebanyak 25 murid beliau berkumpul di kediaman KH. Muhyiddin Nor Pondok Pesantren Darussalam Tambak Madu santri Abuya yang hadir sepakat untuk mewujudkan amanah beliau dalam berdakwah secara berjamaah. Wadah tersebut kemudian dengan diberi nama Haiโ€™ah Ash-Shofwah. Dan pada acara tahunan Musyawarah Nasional Mukernas ke VIII Tahun 2014, diputuskan agar nama organisasi ini ditambah menjadi Hai'ah Ash-Shofwah al-Malikiyah. Hal ini untuk menghindari kerancuan dengan sebuah organisasi yang bernama Yayasan Ash Shofwah yang berpusat di ini kantor pusat Hai'ah Hai'ah Ash-Shofwah al-Malikiyah berada di Jln. Gayungsari Surabaya, sebelah timur Masjid Al-Akbar Surabaya. Organisasi para Alumni Abuya Al Maliki ini sudah memiliki 21 kantor cabang Niqobah di seluruh Indonesia dengan jumlah anggota yang sudah terdata kurang lebih 900 para habaib dan AbuyaDiantara sekian banyak karomah Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani yang tidak bisa dipungkiri siapapun, adalah doa dan permohonan Abuya kepada Allah,ุฃูŽุชูŽู…ูŽู†ู‘ูŽู‰ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุงูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ู’ุจูุถูŽ ุฑููˆู’ุญููŠู’ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุทูู„ุงู‘ูŽุจููŠู’ ูˆูŽ ูƒูุชูุจููŠู’ ูˆูŽ ุงูŽู†ูŽุง ุตูŽุงุฆูู…ูŒ"Saya memohon kepada Allah agar ruhku dicabut ketika saya berada di tengah santri-santri dan kitab-kitabku, dan saya dalam keadaan berpuasa."Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani wafat hari jumat tanggal 15 Romadhon 1425 H. atau 30 Oktober 2004 M. Beliau wafat di kamar beliau yang penuh dengan kitab-kitab dan ditunggui oleh para santri kita sebagai santri dan pecinta Abuya Al-Maliki selalu mendapat barokah dan Madad Abuya Al-Maliki. Alfatihah....ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู…

putra sayyid muhammad al maliki