Berikutini adalah puisi tentang hujan 2 bait dalam bentuk puisi pendek yang menceritakan tentang hujan dan kesedihan. Sebagaimana hujan dalam puisi tak selamanya menceritakan tentang hujan yang turun akan tetapi puisi hujan juga terkadang bermakna kesedihan, seperti salah satu puisi hujan kesedihan karena galau yang dipublikasikan berkas puisi RainduHujan Dan Rindu Hujan Kutipan Hujan Merindukanmu . Puisi Si Belang diatas dibagi menjadi 2 bait. Puisi hujan berapa bait. Berikut ini adalah puisi tentang hujan 2 bait dalam bentuk puisi pendek yang menceritakan tentang hujan dan kesedihan. Mar 11 2015 Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Ilustrasi puisi tentang hujan dan rindu. Foto Puisi tentang Hujan dan Rindu sebagai InspirasiIlustrasi puisi tentang hujan dan rindu. Foto awan gelap, angin dingin dan petirHujan deras dan ya, itu menakutkanAku suka saat hujan turun lebih derasDan hujan membuatku mengingat....Kamu ada di sana begitu dekat denganku saat ituSaat itu hujan deras tanpa sinar matahariSepanjang hari kamu ada di sana bersamakuKamu sudah lama pergi sekarang dan hujan membuatku ingatAku suka saat hujan, aku merasa seperti kita bersamaAku ingin mengingat hari-hari itu lagi dan lagiBahkan di musim panas aku hanya merindukan hujanHari itu dingin, gelap, dan suramHujan turun dan angin tidak pernah lelahPohon anggur masih menempel di dinding yang lapukTapi di setiap tiupan daun-daun yang mati berguguranDan hari itu gelap dan suramHidupku dingin, gelap, dan suramHujan turun dan angin tidak pernah lelahPikiranku masih melekat pada masa lalu yang membusukTapi harapan pemuda jatuh tebal dalam ledakanDan hari-hari gelap dan suramSaat aku mendengar gemuruh di langitdan setiap tetes hujan jatuh ke tanahaku berbaring di tempat tidur dengan mata terbukaMemikirkanmu dan cinta yang kita temukanAngin dingin bertiup dan menyentuh wajahkuMereka membisikkan namamu kepadakuMereka membuatku merindukanmuyang akan membuat mereka semua cemburuRindu ini pernah aku titipkanLewat sajak dan juga hujanKini kisah menjadi kenanganYang hingga kini tak mampu 'tuk kulupakanSepotong rindu ini TuanTerberai sepanjang jalanEntah kenapa sampai saat ini aku masih bertahanKendati perih tak terelakkanDengarlah rindu ini TuanRindu yang pernah engkau tawanMungkinkah semua tentangku telah engkau lupakanSeiring waktu yang terus berjalanJika mendung tak berarti hujanMengapa kau titipkan pelangiDi sepenggal kisahkuWalau hujan semalamMenghapus kemarau setahunTapi rinduku tak akan sirnaMeski gempa tektonik mengguncang hatikuAtau tsunami menerjang tak akan mampu menghanyutkan namamu di benakku Kumpulan Puisi tentang hujan dan rindu yang tak terjawab. Bagaimana kata kata rindu dan kata hujan dalam bait puisi hujan dan puisi tentang rindu yang tak lebih jelasnya puisi tentang hujan dan rindu atau puisi hujan dan kerinduan yang tak saja berikut ini puisi hujan dan rindu kian membara dengan tema puisi hujan dan rindu kekasih yang tak terjawab. dibawah SEPOTONG RINDUOleh Fitri NiswaniRindu ini pernah aku titipkanLewat sajak dan juga hujanKini kisah menjadi kenanganYang hingga kini tak mampu 'tuk kulupakanSepotong rindu ini TuanTerberai sepanjang jalanEntah kenapa sampai saat ini aku masih bertahanKendati perih tak terelakanDengarlah rindu ini TuanRindu yang pernah engkau tawanMungkinkah semua tentangku telah engkau lupakanSeiring waktu yang terus berjalanPuisi Saat Hujansaat hujancemasku dalam rindusuara rintiknya begitu pilupun rindurasa yang menyesak di dadagundahkan rasaaku tak tahu ada apa dengan rindukelana jiwaku mengembarasusuri riuhnya anginsunyi ini menikamkuingin aku akhiriPuisi Serpihan RinduOleh Anne AzZahwa FareechaAku di rundung rinduPada kala mendung nya hujan menggunjah jiwa yang yang bisa mengobati kiranya memapah pada lalai pada sebuah sebuah kata sunyi nada limbung tak telah deru terporak poranda dalm serpihan-serpihan tentang Kumpulan Puisi tentang hujan dan rindu yang tak terjawab, baca juga puisi hujan rindu atau puisi rindu tak berujung yang telah diterbitkan sebelumnyaSemoga Kumpulan Puisi tentang hujan dan rindu yang tak terjawab dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi rindu yang terpendam atau puisi rindu yang tak tersampaikan. Kumpulan puisi pendek tentang hujan yang indah. Keunikan kata tentang hujan selalu membawa inspirasi dalam hujan puisi dan berbagai karya kata hujan terkadang dijadikan sebagai puisi kenangan, puisi hujan dan rindu, puisi hujan romantis atau pun hujan puisi singkat dan puisi pendek hujan romantis malam yang diantara tema puisi hujan tersebut judul puisi yang telah di terbitkan di halaman blog puisi dan kata bijak dan kumpulan puisi pendek tentang hujan yang indah merupakan judul puisi hujan yang kesekian di blog diketahui hujan selalu membawa berkah, baik bagi sang penulis puisi dengan puisi tentang hujan, maupun bagi orang biasa yang memang membutuhkan hujan turun membasahi bumi. Namun terkadang juga hujan menjadi musibah yang kadang membawa hujan yang selalu membawa dua sisi, ada yang membutuhkan dan ada juga yang tak membutuhkan dalam situasi walau bagaimana pun hujan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan di dunia ini, sebagai berkah kepada manusia dan mahluk Tuhan yang Puisi seuntai senyum hujanDalam berbagai bait bait hujan puisi seringkali kita menemukan puisi yang menceritakan hujan di padukan dengan hal tertentu atau suatu kejadian yang terjadi di sekitar sang penulis selalu menarik hati serta perhatian untuk menyimaknya, seperti tentang hujan dan alam, hujan puisi tentang kehidupan sehari, tentang puisi hujan dan cinta, puisi rindu dan lain yang turun dari langit dengan butir butir hujan memang selalu menarik dan indah menjadi suatu karya tulis hujan berikut ini adalah daftar judul kumpulan puisi pendek tentang hujan yang indah dipublikasikan antara lainPuisi pengajaran dari hujanPuisi sesalPuisi hujanPuisi hujan sampaikan rindukuPuisi hujan mengingatkan pada sahabatPuisi hujan hapuskanlahPuisi hujan semalamPuisi mungkinkahPuisi ironisPuisi aku hanya inginSepuluh puisi tentang hujan dalam bentuk puisi pendek yang indah atau hujan puisi disingkat yang bercerita kata kata hujan dan berbagai kata puisi alam dalam bentuk puisi pendek atau puisi Puisi Pendek Bertema Tentang Hujan yang IndahPuisi merupakan sebuah hasil dari buah pemikiran seseorang serta melalui perasaan yang dielaborasikan ke dalam bentuk karya tulis atau pun lisan dengan menggunakan improvisasi gaya bahasa yang indah dan dapat menyentuh hati bagi pun dengan kumpulan puisi hujan di kesempatan ini, puisi puisi ini melalui eloborasi dari masing masing penulisnya,Bagaimana cerita puisi tentang hujan dalam baitbait puisi hujan yang dipublikasikan blog puisi dan kata ini lebih jelasnya hujan puisi dan kata tentang hujan, dalam bait puisi pendek tentang hujan yang indah. silahkan disimak saja kumpulan puisi hujan berikut Pengajaran Dari HujanPuisi bijak hujan, Oleh Muhammad Khalid bin ZainulHujan yang begitu mesramenyapa alam semestamenyelimutiku dengan kedinginan,membuat aku terfikirtentang nasib orang gelandanganyang tak punya tempat dikurniakan sebuah rumah,walau tak sebesar istana,masih mampu memayungi diridari bayu dan hujan yang harus kusyukuri setiap /2017 526amKota SingaBaca juga Puisi di balik hujan tersimpan air mataPUISI SESALHujan puisi sedih, Oleh Raja SelatanRinai hujan membasahiSapa angin berdiskusiIsi rimba sanubariBergejolak tak ditemuiBergemuruh rasa hatiBimbang menghampiriMenerawang jauh tak bertepiBerkelakar berteman sepiHidup kini tiada berartiPrahara melanda jiwa,sanubariTersisa puingpuing duka menemaniSesal tiada guna tuk ditangisi15817. RSPuisi HujanOleh MyworldsIa datang mengguyur bumi,Membasahi alam mengembalikan sebuah sesuatu yg sungguh sulit untuk sesuatu yg rasanya tak pantas untuk dengan aliran air yg membawa sebuah luka kembali pada menghadirkan kembali semua kepedihan yg pernah indah...Hujan yang biasa membawa pelangi kini justru membawa HUJAN SAMPAIKAN RINDUKUHujan puisi rindu. Oleh Yusup MahadiHujanTeteskan saja airmu untukkudan untuknya disanaTerserah sederas yang kau mauHujanLewat rasa dingin yang terciptaSampaikan rinduku padanyaMungkin tak sebesar duniatapi cukup membuat gelisahAgarSaat nanti kau berhentiPerasa'an ini dapat lebih indahDari warna HUJAN MENGINGATKANKU PADA SAHABATHujan puisi rindu, Oleh Fauziah AsnitaAngin berhembus kencangRintik hujan perlahan turunNamamu terlintas dikepalakuYa itu dirimu sahabatkuYang selalu ada dihatikuUntuk dirimu yang ku kenangNyanyian rindu ingin ku sampaikanIndah kenangan kita saat dahuluBaca juga Puisi tentang hujan dan angin pagiPuisi Hujan Hapuskanlahhujan puisi sedih, Oleh Efhan ardyGelegar petir memecah kesunyian malamKilat menjilʌt pekatnya alamSemua berbaur dalam sapuan badaiDalam derasnya hujan kala itu..Ya.. semua tak menentuSemua seakan membisuSedang benak kelam pada bayang-bayang semuMasa laluDan setengah sadar hati bertanyaHujan kapan kau reda?Hapuslah jejak yang membawa lukaBenamkanlah dia sampai tiada sisa !"Menit-menit terus bergantiHujan pun reda menjelang dinihariAh sadarlah diri sebelum pagiTak semua yang pergi akan kembaliPUISI HUJAN SEMALAMhujan puisi islami, Oleh Efhan ardySemalam hujan datang membasahi semestaBegitu deras...Tanggul-tanggul meluap; patah !Tak mampu menahanHujan belum lagi reda..Lalu datang badaiGemuruh gelombangDan aku ; dalam takutku..Di balik tirai jendela kacaTuhan..Ini pertandaMuBukti kuasaMuBanjir mengikis habisBadai menyapu bersihMampukah kami berpaling...PUISI MUNGKINKAHOleh Subekti YazanHujan baru saja usai tumpahkan cintanyaJadikan senjaku semakin mempesonaLukisan tujuh warna di lengkung cakrawalamenambah indahnya suasanaMomen iniselalu menyimpan misteriterkadang terlenaterkadang tak berdayapada jingganya yang meronapada merdunya nyanyian pipit yang beranjak pulangpada deburan ombak yang menghempas karangpada caranya yang tenangmengakhiri kisah'tuk memetik kenangan indahnamun rinduku tak cukup memadai'tuk kembali ke dalam teduhnya...Baca juga Puisi lukisan hujanPUISI IRONISHujan puisi pendek, Karya Satria Panji ElfalahMengukir dinding batuDiterpa hujan dan terik mentariAgar menjadi tempat meratapi nasib khalayakNamun, ketika selesaiKhatam sudah namanyaYang dipuja hanya dindingnyaTanpa mengalungi pemahatnya dengan sedikit asap tᥱmbʌkauSerang, 15 Oktober AKU HANYA INGINPuisi pendek hujan, Oleh Yusup MahadiKetika raga mampu bertahan dari segala gigilKalbu tetap saja mengepul cʌndu rindu yang menggebuAku hanya inginEmbun menghantarkan segumpal rasa ini pada kemarau yang menanti hujanAku juga inginApapun itu akan tiba dipenghujung dengan penutup yang indahTiada lagi kepura-puraan dalam hiruk pikuk pelaku kehidupanSebab aku tak tahan kumpulan puisi pendek tentang hujan yang indah. Simak/baca juga puisi hujan yang lain yang kami update di blog puisi dan kata bijak. Semoga kesepuluh hujan puisi tentang hujan diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa pada puisi hujan selanjutnya dengan tema yang berbeda. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang telah kami update. Terima kasih sudah berkunjung. Puisi Hujan – Puisi Pendek Tentang Hujan, Kenangan dan Rindu. Di antara kaum muda, hujan tetap memiliki kesan tersendiri. Dari fenomena alam inilah puisi hujan akan tercipta, kenangan akan kenangan masa lalu akan diingat. Nah, dengan puisi hujan yang menggambarkan suasana hati akan dicurahkan semuanya di sana. Penurunan air dari langit yang kita sebut hujan adalah salah satu anugerah Tuhan Yang Mahakuasa, yang membawa banyak manfaat bagi kehidupan dan kita patut bersyukur. Dengan hujan, kehidupan di bumi selalu terpenuhi. Bagi Anda yang ingin menggambarkan suasana hati Anda dengan puisi hujan, berikut ini kami berikan koleksi puisi tentang hujan. Daftar isi Kenyataan di Balik Hujan Aku Rindu Hujan Kisahku Tak Merindu Hujan Kita Kepada Aku dan kamu Saja Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku Halte Persimpangan Hujan ini Turun Lagi Menikmati Tamparan Hujan Senja Basah Hujan Kematian Saat Merindumu Mutiara Kecil Kusambut Hujan Di Saat Hujan di Suatu Sore Kau Pikir Hujannya Telah Reda Hujan Malam Ini Hujan Bersamamu Kisah Hujan Setetes Kenangan dalam Hujan Hujan dan Namamu Jadikan Aku Hujan Memori Tetesan Hujan Musim Hujan Berselimut Duka Hujan di Ternate Rintik Rindu Novena Seperti Hujan Kisahku dan Hujan Secercah Hujan di Ujung Senja Rinai Memberai Sajak Pertemuan Hujan dan Senja Titisan Hujan Bersama Nyanyian Syahdu Kenyataan di Balik Hujan Oleh Tista Apriyandani Pergilah….! Ujarku membara laksana petir membelah sunyi Kian dusta terlanjur kau hembas melukai hati Ku tak pikir sejauh apa langkah kaki pergi Melambai pergi raga tenggelam tak peduli Surat terbuang… Secarik kertas teruntai menari di atas pena Hujan bersaksi dikau menusuk jantung mata Sedih di kala duka hamba menyapa relung raga Berpaling kau pergi silakan saja hatiku rela Bersabar… Insan hati terkelupas Sang sarang perih terluka Tinggalkan dikau bagai telur pecah tak berguna mencintaimu laksana jasad di balik keranda Relung menangis kian terpecah sakit merana Tak peduli… Berlarilah sebahagia kau kejar kapas berkabur Enggan ku lari melangkah menggapai gerimis cinta Sesak hati mengema kaku tenggelam dalam kubur Bibir tak sudi berampun dikau kejam seribu dusta. [*] Puisi aku rindu hujan Aku Rindu Hujan Aku rindu hujan di tiap-tiap tetesan; pada matamu langit kesunyian aku rindu hujan di tiap-tiap percikan; pada detakmu gemuruh keheningan aku rindu dirimu di tiap-tiap hujan; pada namamu menderas kerinduan [**] Kisahku Tak Merindu Hujan Oleh Bukamaruddin Aku adalah tanah kota kemarau abadi yang dihampiri aspal dan beton Aku tak bisa lagi menjadi laki-laki peneduh seperti pohon di pinggir jalan yang sekarang enggan berdaun Aku tak bisa lagi menjadi laki-laki lumpur seperti kesederhanaan tanah dan kenangannya Di sini kisah kasih membantu tunggu tak lagi patuh rindu tak lagi butuh Jika engkau memang tiba maka kuminta gerimismu karena hanya itu yang membuatku tak meluap Jika engkau tetap datang maka kucinta pelangimu karena hanya itu yang tak membuatku mengeluh. [*] Kita Kepada Aku dan kamu Saja Oleh Riris Ariska Dulu ratusan sajak kutulis karenamu Ribuan kata kusampaikan padamu Milyaran mimpi terangkai atas kamu Dulu sebelum kita kepada aku dan kamu saja Aku tak ingin melupa Rasa penuh yang masih menyenja Meski gelap akan datang, dan badai menentang akan menghempaskan, dan pada hujan kau akan kuleburkan Aku tetap mempersilakan dingin memluk, biar dibasah memori terangkut, biar hujan jatuh dan banjir tak kunjung surut, aku tak akan larut seperti gula yang kau aduk. [*] Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku Anggap saja hujan ini adalah kenangan, meski rintik yang sedetik, tapi mampu mengingatkan anggap saja hujan ini adalah kerinduan, meski rintik yang setitik, tapi mampu mempertemukan anggap saja hujan ini adalah aku, meski sudah tak lagi deras, tapi tetap membekas. [**] Halte Persimpangan Oleh Rizqi Amalia Di bawah rintik hujan Berpayung langit hitam Aku berjalan memungut puing-puing kenangan Sebuah pertemuan di halte perpisahan Seulas senyum tercipta oleh tatapan mata tanpa sengaja Sepatah sapa memecah keheningan yang ada Berharap hujan enggan tuk reda Tanpa terasa detak dada berdecak tak semestinya Semusim telah berlalu, menelan detik yang melaju Tentangmu, membingkai sisi kalbu Siluet senyum memahat rindu Namun kehilangan mendahului temu Selepas engkau tiada Hujan tak lagi sama Rintiknya membawa aroma kamboja Segenggam ikhlas melepas langkahmu di alam sana. [*] Puisi hujan ini turun lagi Hujan ini Turun Lagi Hujan ini turun lagi untuk yang kesekian kali mengingatkanmu mengingatkanku tentang rintik soal waktu yang sedetik hujan ini turun lagi menetesi kedua pipi membasahimu membasahiku tentang kenang soal airmata yang berlinang hujan ini turun lagi dari kata yang kau namakan puisi namamu namaku tentang cinta soal rasa yang pernah singgah hujan ini turun lagi membekas di lubuk hati. [**] Menikmati Tamparan Hujan Oleh Nani Andriani Saat hujan melanda negeriku Seolah candu aku berlari tanpa malu Menikmati indahnya penorama alamiah Derasnya hujan membasahi tubuhku Membelenggu memikat rindu Kutelentangkan kedua sudut tanganku Menari-nari layaknya bocah kerdil Di bawah guyuran air bah langit Kuterdiam di jalanan sepi Menikmati setiap jengkal tamparan mega Menyentuh pori-pori Kutengadahkan wajah polosku Menyambut datangnya air kehidupan Kupejamkan mata lentikku Meresapi rintikan air yang menjatuhiku Dengan berpayung awan mendung Kulangkahkan kaki menjelajahi pertiwi Bersama hujan yang menemani Hingga reda tak jatuh lagi. [*] Senja Basah Oleh Putry Kata Jingga itu menggoda Jejak kita yang tanpa sisa Pada hujan senja itu Kugantung harap tanpa semu “Jika kita adalah takdir Datanglah dengan cinta tanpa khawatir.” Dahulu, rapal cinta di senja basah Adalah kita saling menyapa Lewat tatap mata Lalui kata tanpa suara Rintik yang jatuh di senyummu Membuatku cemburu “Ingin sekali mendekap lesung pipi Yang begitu tampan itu” Kini, senja itu masih basah Namun cinta kita, yang tertinggal hanya kisah. [*] Hujan Kematian Oleh Lulu’atul Puadiya Tanduk merunduk menguntai zikir kematian Tertunduk di barisan para prajurit untaian deru hujan membasahi tubuh kumalnya Simbahan lumpur mulai menjalar baik sungai tanpa jejak Sajak tangisan terdengar dari lubang tak bertulangnya Miris… Sebuah penantian di tengah tangis hujan Penantian yang terpaksa menanti Zikir kematian semakin dekat Kala sang jubah kebesaran berdiri Bak cagak mencagak tubuh tak berdaya itu Tangisan itu hancur lebur Lidah tak bertulang itu bergetar…. Menahan perihnya gejolak kematian. [*] Saat Merindumu Merindumu adalah menemu sunyi seperti gerimis menjumpai tangis serupa puisi; sebait kata pada tubuh sepi dirinya sendiri merindumu adalah menemu sunyi seperti detak dalam tubuh sajak serupa bunyi; rima yang tak henti-henti menyeru namanya sendiri. [**] Mutiara Kecil Oleh Endang Kurniawan Lihatlah rintikan hujan yang berirama Mengantarkan sebuah kisah dalam drama Kesejukannya menghapus segala bentuk kesedihan butiran-butirannya melukiskan bait yang sedang berjajar Kebahagiaan ini takkan pernah lepas rindu Saat mutiara kecil mengalir indah di wajahmu Hingga jari-jari mungil ini berpijak seraya bertumpu mengusap lembutnya lapisan permukaan nan sejuk Langit pun menangis di saat wajahmu mengalirkan air mata Kisahnya seolah tampak, namun tak terlihat Mutiara kecilnya mengalir mengantarkan sejuta harapan Harapan yang dahulu kutuliskan dalam bait kisah Mutiara kecil di wajahmu Bercahaya layaknya mentari di siang kelabu Kisahnya penuh kenangan manis seperti madu Hingga tak disadari jiwa kehilangan rindu. [*] Kusambut Hujan Oleh Ely Widayati Detik waktu berlalu meninggalkan kawan Kemarau yang mendera mulai bosan Tanaman rimpang menyembunyikan dahan Rumput kering menahan lapar Bilakah hujan datang menghampiri Walau turunnya rinai kecil Mereka senang akan harum hujanmu Membawa kesejukan riang dalam kalbu Rintik tawamu menyuburkan tanah Meski di sini ada air dalam kulah Namun aliran hujan lebih berkah Air alam ciptaan Alloh Kusambut musim hujan ini Dengan senyuman tulus dari dasar hati Agar alam tidak ternodai Agar hujan tidak dicaci. [*] Puisi di saat hujan di suatu sore Di Saat Hujan di Suatu Sore /1/ Ditabur hujan kesunyian sore ini menderas pada getar kata sajak-sajak ditulis menepis sepi melebur jarak dirinya bunga-bunga tumbuh di antara jendela, kursi, dan meja pasti dikenalnya rindu merekah pada nafasmu ujung-ujung jari yang sedari dulu –menyentuhnya melebur pada detak waktu /2/ hujan kesunyian, tidakkah kau dengar puisi suara sepi pada pertemuan ini sajak yang ditulis tak pernah terbaca sebab rindu selalu membuat kita lupa lalu, kembali hujan menulis puisi –lagi di setiap rintiknya di antara jendela, kursi dan meja – tentang bunga-bunga /3/ dan begitu saja pada suatu sore ini hujan yang menderas sajak-sajak yang tak terbaca hingga sampai pada sunyi aku masih sendiri di kursi ini berteduh pada puisi dari hujan sore ini. [**] Kau Pikir Hujannya Telah Reda Oleh Mohammad Roni Sianturi Kau pikir hujannya telah reda begitu saja, kawan? Kau pikir tidak ada sisa? Ah, Menyisakan genangan di hati. Esok, lusa, dan akan kuingat genangan air ini Betapa basah hatinya; tergenang sedih kata Yang kau katakan sendiri Di depan mata dan telinga. Kawan, Kau pikir hujannya telah reda, kau tak sadar; airnya menggenang di hati Kata yang kau kata; badi Dan kini; kau hanya menatap Pura-pura lupa dan suka berbasa-basi Perih dan pedih… Kata-katamu menggenang; menyayat hati. [*] Hujan Malam Ini Hujan malam ini menetes dari pipimu mengalir di pelupuk sunyi membasahi detak waktu Jejak-jejak menulis sajak di hujan malam ini air matanya sendiri Barangkali matamu dan mata hujan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan serupa api kepada abu seperti aku kepada kamu. [** Hujan Bersamamu Oleh Handiyani Aroma itu, waktu itu dalam senja terbenam Hujan memihak dirimu bersemayam Rintiknya menjelaskan wajah bergumam Tanah basah menutupi jejak yang dalam Jelas benar rintik hujan bersamamu Menjadi pemisah saat temu Bertukar air mata semu Hujan menyelimutimu. [*] Kisah Hujan Oleh Rieneke Cahyani Aku menanti dirimu Seperti air menghujam sendu Terus jatuh mengalir kelu Hujan berteriak pilu Tak kudengar dalam surau Jiwaku termenung kelabu Menunggu cinta semanis madu Hingga usai balutan waktu Hujan seminggu berlalu Tersisa petrichor syahdu. [*] Setetes Kenangan dalam Hujan Oleh Tarisya Widya Safitria Dulu Saat semburat merah jingga nan elok Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala Tetes kehidupan jatuh serentak Membombardir ribuan kilometer lahan Impresi menguap di atas tanah Larut bersama wewangian hujan Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan Tersemat manis indahnya janji masa depan Penuai kebahagiaan semu berselimut basah Kini Harus beradu dengan nestapa Menatap seruan hina yang menyayat jiwa Menusuk hingga rindu menyeruak keluar Dengan satu tarikan napas gusar. [*] Hujan dan Namamu Oleh E. Natasha Senandung lagu mendekap lirih romansa jiwa Benak menyapa raut wajah yang nyaris tenggelam Dalam lautan mimpi sang penghirup malam Melawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia Dia yang mencoba membaca arah Dalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksara Berdiri sendiri mencoba mengenal suara kerinduan Adakah dia di sana masih terpaku menatap kenangan Kemana kau akan berlari Melepas pagi dan mencoba memutar mentari Apalah kau masih terlelap dan terus bermimpi Memuja cinta tanpa rasa haus duniawi Kenangan hujan memanggilmu, dan tetap memanggil namamu Meski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu masa lalu Bulan di sana masih merindukanmu Untuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu. [*] Jadikan Aku Hujan Oleh Afifatur Rohman Jadikan aku hujan Akan kulukis kisah dengan muara air Akan kubuatkan bendungan yang dipenuhi cinta Akan kupenuhi jiwamu dengan rintiknya rindu Ajari aku menjadi hujan Agar aku bisa mengobati hausmu Haus akan dentuman rindu Mengalirkan kesejukan pada tubuhmu yang basah Ijinkan aku menjadi hujan Aku ingin persembahkan musik dengan jatuhnya aku Membuat alunan pada dinginnya cintamu Tapi, ini janjiku Tak ada petir yang membuatmu benci akan diriku. [*] Memori Tetesan Hujan Oleh Setia Erliza Sehelai daun hijau panjang Menutupi mahkota dari derasnya hujan Menuju tempat lautan ilmu Beberapa tahun yang silam Saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar Memori daun pisang menjadi bait kisah haru Menempa kisah di musim penghujan Basah? Ayah, derasnya hujan menerpa tubuhmu Sambil menggigil kau genggam tanganku Jelas terlihat dari tangan keriputmu Menuntunku di bawah derasnya hujan Daun pisang mengukir kisah haru Ciptakan kenangan indah tak terhingga Antara aku, ayah, dan hujan. [*] Musim Hujan Berselimut Duka Oleh Fakhri Fikri Rangkaian kata kususun menjadi aksara Bercerita tentang musim hujan berselimut duka Di mana senja tak lagi jingga DI mana mentari enggan menampakkan muka Kala itu, langit menangis berlinang air mata Guntur beretorika tanpa bisa mengucapkan sepatah kata Indonesia berduka Bapak pluralisme bangsa telah tiada. Baca juga Kumpulan Puisi Anak SD Indonesia tentang Alam, Keluarga, dan Pendidikan Karawang, 10 November 2017 [*] Hujan di Ternate Oleh Abi N. Bayan Kau tumpah lagi di gelasku dan aku mesti menyeduh sisa-sisa teh dari cangkirmu. Malam ini, aku kembali memelukmu dalam diam sebelum asap rokok mati dari tanganku. Ada gigil tiba-tiba renyah di ruangan ini melesat keluar jendela dan kau sibuk merapikan sesak. [*] Rintik Rindu Novena Oleh Dikha Nawa Lembar keenam, kumulai lagi dengan mengingatmu Tentang rinduku yang belum tersampaikan Kala percik-percik gerimis menyapaku Di antara aroma remahan tanah yang basah Betapa sulitnya itu Begitu berat menahan lajunya… Entah, di rintik keberapa Ku kan mengeja bayangmu Membahasakan senyummu saat itu Di sini pun masih terasa sama Hampa, serupa kesendirian ini Hingga tak sanggup lagi, hatiku menahan keingkaran ini… Andai saja mampu Menghalau lajunya waktu Andai saja saat itu Tak bersumpah untuk membencimu. [*] Seperti Hujan Oleh Michra Fahmi Mereka bilang aku aneh… Karena aku selalu menunggu air turun dari langit Mereka juga bilang aku gila Karena senang bercerita pada hujan Mereka selalu menjauh ketika rintik menyapa Sementara aku selalu menyambutnya dengan riang Kau benar tentang hujan, ada aroma tanah yang terjamah Dan selalu menggugah rasa rindu antara kita Aku harap kau tau pernah lupa pada hujan yang mempertemukan kita Saat bersama tersenyum memandang langit hitam dan derasnya hujan Kau ajarkan aku menjadi seperti hujan di malam hari Atas harapan dan rinduku pada seseorang Yaaah… Hujan tak pernah lelah turun meski malam Dan tak pula mengharapkan datangnya pelangi. [*] Kisahku dan Hujan Oleh Ghivan Christine Dalam ayunan langkah, yang semakin lambat Dalam helaan napas, yang semakin dalam Dalam desir angan, yang kian menjauh Dalam desah hati, yang kian membiru Entah harap, entah khayal yang digenggam Entah duka, entah suka yang dikecap Hanya tetes hujan yang paham Hanya tetes hujan yang menjawab Dalam biru yang kian menyatu Di derasnya tetes hujan Tak ada kata yang terucap Tapi selaksa makna terjawab Kisahku sama dengan hujan Datang dan pergi tanpa pamit menghembuskan asa dan juga nestapa Hingga hanya dingin yang tersisa. [*] Secercah Hujan di Ujung Senja Oleh Reni Triasa Masih seputar rindu, Tergeletak tak berdaya di antara sendu Isak tangis semakin memekik kalbu Terbata-bata melisankan ingin bertemu Masih seputar rindu, Di ujung senja semakin rapuh Di cercah hujan ingin tetap tinggal Menanggung pedih serpihan rindu di atas bahu Masih seputar rindu, Menyeret paksa jiwaku penuh bisu Menahan jengkal langkahku dengan tangis Suara hati yang berteriak histeris, berkata tetaplah di sini Di atas rinai hujan yang jatuh tanpa jeda Rindu ini belum selesai, katanya. [*] Rinai Memberai Oleh Peti Rahmalina Rinai datang padaku pada saat diri tengah menepi Renyai senyawa hidrat memecah sunyi Segala impresi tentangnya menguar memenuhi imaji Kembali pada ilusi tuk berpuisi Rangkaian asa yang kucipta terverai Dia pergi ketika rinai datang memenuhi semesta tak berisi Serenada pilu mencipta elegi Nyeri yang kau berikan, kuresapi dalam-dalam saat hujan Sembilu menjalar setiap kali rinai berjatuhan Sembunyikan air mata redam jerit kekecewaan Dalam cinta yang tiada berupa Rinai memberai Rinai memberai asa Dalam rindu yang membuat tiada Rinai memberi asa Jadi tiada yang membuat rindu. [*] Sajak Pertemuan Hujan dan Senja Oleh Windarsih Guguran air menyelubungi rona pipi senja Mengembang senyum sepasang insan bertudung payung jingga Bumi sudah dijamah resapan manis hujan senja Usapan tangan di kala pintu-pintu langit terbuka Magis hujan meniduri relung-relung kerinduan Pertemuan perpisahan silih berganti tanpa salam Bagai sebujur kilat membelah angkasa tak pedulikan masa Setara air hujan kala rasa menjatuhkan lara Menatap hitam pemegang gagang payung jingga Kularang melangkah sebelum tangis hujan reda Mencari bening di antara helai rambut legammu Mendaratkan rindu semasa kemarau bertahta padaku Sajak pertemuan di bawah kembang payung hujan Teduhkan jiwa dua insan pemuja ritme tetesan Memori penghujung Desember pelukan batas senja Engkau dan aku meniduri rasa manis air dirgantara. [*] Titisan Hujan Bersama Nyanyian Syahdu Oleh Jannatul Ula Kilau mentari menyinari bumi dengan tandus alam yang menerjang Seketika awan berubah wujud menjadi mangsa kegelapan Mengharapkan curahan air yang menabur Rintihan suci menghidupkan dunia indah nan syahdu Memanggil cinta bagai akar menjalar untuk tetap bersemi Menghias bunga mekar diiringi musik gemercikanmu dari kelayuan Menghias alam dengan biasan mentari Sebagai tangga cinta sang bidadari Butiran embun menempel di ujung dedaunan Membentuk indah bagai mutiara bening Baca juga Puisi Ayah Doa, Terima Kasih dan Permohonan Maaf Untukmu Rintihan hujan butir suaramu menyejukkan imajiku Dalam keheningan anganku terbang entah kemana bersama angin Membuat tubuh ini membeku Dengan hawa yang kau curahkan. [*] Keterangan **Puisi hujan dengan judul Aku Rindu Hujan, Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku, Hujan ini Turun Lagi, Saat Merindumu, Di Saat Hujan di Suatu Sore, dan Hujan Malam Ini sudah dipost sebelumnya oleh Moh. Faiz Maulana di *Diambil dan ditulis ulang dari buku Bait Kisah di Musim Hujan Antalogi Puisi. CBK Publishing, Banda Aceh, 2017 Puisi rindu diantara hujan adalah rangkaian kata kata puisi tentang rindu dan cerita puisi hujan dirangkai dalam bait bait puisi cerita puisi tentang rindu diantara hujan yang diterbitkan berkas puisi, apakah bercerita seperti puisi rindu bersama hujan atau puisi tentang hujan yang menyakitkan karena rindu ataukah berkisah seperti puisi rindu kekasih saat lebih jelasnya puisi kerinduan disaat hujan turun disimak saja puisi berjudul rindu di antara hujan dibawah Di Antara HujanOleh Naya InyahBetapa berat dada ini rasanyaMenahan rindu yang sangatSanyat menyayatSangat menghujamDi antara hujan turunItu yang paling aku tidak bisa hati berpalingTak bergemingTak membiasHanya kamu dan kamu yang terbayangDi antara sekian pandanganDi antara sekian ingatanAku bergumam sendiri ,mengapa ?Kamu tak pernah tahuDi antara dingin angin hujanItu yang membuat lebih parahKarena sunyi dari suara ,ingatan ku seketika berpijak ke kamuSayang ..sepertinya aku tak bisa jauh dari muRindu ini begitu merejam rasaMembuat aku tak bisa berbuat apaYang ada perih dan sakit karena rindu tak bertuanKarena kamu tak ada di peraduanTempat kita memadu kasihRindu di antara hujanRindu yang sanyat beratKarena sunyiKarena dinginJakarta ,25 Juni 2020

puisi pendek tentang hujan dan rindu